Bagus Mana Sablon Plastisol, Discharge, dan Rubber

Untuk diketahui dulu, bahwa dari sekian banyak jenis cat sablon yang mungkin jadi dekorasi kaos, setidaknya ada 3 jenis cat paling basic yang paling sering digunakan, yaitu: Plastisol, Rubber dan Discharge. Belakangan juga muncul Plascharge, semacam versi hybrid dari plastisol dan discharge.

Tapi mari tetap kita bahas 3 yang saya sebut pertama tadi:

  1. Plastisol adalah cat sablon berbasis minyak (tepatnya plastisizer). Ngga perlu dipikirkan bagaimana, yang jelas ini akan memengaruhi dari sisi handlingnya. Misalnya cat ini ngga akan kering sendiri, melainkan harus diekspos panas hingga 160 derajat celcius agar catnya kering sempurna/matang.Karakter dari plastisol ini agak kasar setelah matang, tapi tetap bisa dihaluskan dengan mesin press. Karakter lainnya adalah plastisol ini menutupi/melapisi bahan.
  2. Rubber adalah cat berbasis air. Ini pembeda dasar dengan plastisol, jadi rubber ini handlingnya cenderung lebih sederhana, karena cat ini bisa kering sendiri oleh udara dan temperatur alami. Tapi pematangannya tetap harus dipress. Teksturnya lebih halus dibanding plastisol, terlebih saat sudah dipress. Karakternya juga sama, melapisi bahan.


Jadi plastisol dan rubber ini, katakanlah catnya ada bodynya, ada dagingnya sehingga sampai bisa melapisi bahan.


3. Discharge/SW, ini juga cat berbasis air, sama-sama bisa kering dengan temperatur alami dan harus dimatangkan dengan mesin press. Tapi perbedaan mendasar dari cat ini dengan 2 cat sebelumnya adalah, Discharge tidak memiliki body/daging, dan menyerap ke bahan. Jadi teksturnya akan mengikuti bahan yang disablonkan.Agar lebih mudah memvisualisasikannya di kepala, bayangkan saja kalau kaos dicelup, atau anda coret dengan spidol. Kaos itu hanya akan berwarna, tapi tekstur catnya tidak akan terasa.


Nah, itu adalah karakter dari ke 3 cat sablon yang paling basic digunakan untuk menyablon kaos.


Pertanyaan berikutnya adalah, dari ke-3 cat sablon basic itu, mana yang paling bagus, atau manakah yang lebih awet?


Jawabannya selalu saya awali dengan statement bahwa semua cat pada akhirnya punya umurnya sendiri-sendiri.

Secara umum umur cat sablon setelah disablonkan adalah begini kondisinya:

Plastisol akan pecah/crack, rubber juga kurang lebih kondisinya sama, sementara discharge walaupun cat sablonnya tanpa daging/body, tapi warnanya kelamaan akan fading (pudar), dan bulu-bulu dari bahan akan naik ke permukaan. Generally akan terlihat bladus.

Paling-paling yang membedakan cuma umurnya hingga mencapai kondisi tadi, karena akan tergantung juga pada perawatan masing-masing pemakai kaos.

Jadi pada dasarnya, ngga akan ada jawaban ajeg tentang cat mana yang lebih bagus. Yang lebih relevan mungkin jika pertanyaannya adalah: "Cat plastisol antara merk A dan B bagus mana ya?" karena itu akan apple to apple.

Kemudian, jawaban dari pertanyaan "cat mana yang paling awet" itu selalu saya akhiri dengan mindset bahwa value kaos itu bukan terletak pada fisiknya.

Pun bukan bermaksud untuk mengacuh tak acuhkan tentang kualitas cat sablon ya (FYI, karena kami sendiri selalu menggunakan cat sablon grade-A) Ini seperti kita melihat kaos Supreme atau kaos band vintage yang sudah belel, sablon crack, mungkin nilai resell di pasarnya tetap tinggi.


Bahkan dalam beberapa kasus, sablon yang makin berumur (crack, belel, bladus), malah makin berkarakter.

Persis seperti idola remaja anda yang sekarang menjelma menjadi hot moms misalnya. Hehehe...

Home

Order via WA